Yang tersisa dari JJF’09

Badan saya masih merasakan lelahnya. Flu akibatnya dan rasa kurang puas juga masih menggelayut. Akan tetapi, tidak hanya itu, kesannya juga masih tertinggal. Apalagi kalau bukan perhelatan Java Jazz Festival 2009, ajang kumpul musisi jazz dunia yang sudah berumur ke-5 tahun ini.

Kembali bertugas di JJF tahun ini membawa sebuah dilema, antara beruntung atau buntung. Beruntung karena bisa masuk ke semua pertunjukkan for FREE, bahkan hingga special performance, sedangkan orang lain perlu merogoh kocek ratusan ribu. Buntung karena nggak cuma sekedar menonton dan menikmati, tapi juga ada beban tanggung jawab yang dipikul.

Dibandingkan JJF tahun lalu, sebenarnya tahun ini semakin banyak performance yang menarik dan dinanti. Namun, fetival kali ini seharusnya sudah tidak disebut Java Jazz Festival lagi. Meskipun musisi dan musik jazz masih mendominasi, tetapi tidak sedikit juga musisi yang mengusung musik yang nggak jazz sama sekali. Akibatnya, tentu saja penontonnya membludak nggak kira-kira!

Pertunjukkan jazz yang identik dengan kenyamanan dan ketenangan tidak bisa didapatkan di JJF. Yang ada, ruangan penuh sesak, teriakan dan keramaian di mana-mana, bahkan untuk berjalan dari satu ruangan menuju ruangan lain sulitnya minta ampun.

Despite all, beberapa pertunjukkan tetap memukau.

Pertunjukkan Peabo Bryson begitu berkesan buat saya. Plenary Hall begitu penuh sesak, saya sendiri hanya menikmati dari depan pintu melalui layar lebar. Namun, memang dasar pertunjukkannya bagus, tetap saja mebuat saya terpukau. Bahkan, saya sempat berkaca-kaca ketika dia menyanyikan tembang lawas A Whole New World. Seluruh penonton pun ikutan berdendang dan bergerak seirama, benar-benar sebuah pertunjukkan!

Jason Mraz yang justru banyak ditunggu-tunggu, bagi saya, malah kurang berkesan. Memang, sih, suaranya keren banget, tapi keseluruhan pertunjukkannya tergolong biasa saja, nggak spektakuler.

Masih lebih menarik pertunjukkan Bryan Mc’Knight. Dia juga berhasil menyuguhkan penampilan yang berkesan dan menghibur. Apalagi ketika salah satu penonton didaulat naik ke panggung menemaninya bernyanyi. Hhhhh…. Belum lagi, dua anaknya ikutan menghibur penonton, nggak kalah dari sang ayah.

Duo Endah n Rhesa juga berhasil banget bikin penonton terpukau. Terbukti dengan CD mereka yang langsung sold out di stan Disc Tarra selama JJF. Tak ketinggalan dan tak perlu diragukan penampilan Ron King Band dan New York Voices, Diane Reeves, Laura Fygi, Tohpati, Glenn, dan lainnya.

Yah, tetap ada kesan meskipun banyak ‘gangguan’ 😉

Leave a comment