Balada Si Ipus

Beberapa minggu ini, ada satu penyusup gelap yang masuk ke kantor. Dia menyebabkan seisi kantor terbagi menjadi dua kelompok, yang menyukai keberadaannya dan yang membenci keberadaannya.

Sebut saja dia, Si Ipus. Yah, dia seekor kucing belang yang belakangan kerap menyambangi ruangan kantor.

Saya sendiri, meskipun suka binatang, termasuk kelompok yang nggak suka dengan keberadaannya. Saya sendiri memang kurang suka dengan kucing yang manja dan suka ‘merengek’ minta perhatian, apalagi Si Ipus ini kucing liar yang ‘kesannya’ kotor dan bawa kuman. Untung saja, 3 teman lain yang satu gang dengan  saya juga tidak menyukainya. Jadi Si Ipus, lama-lama, menyerah berusaha masuk ke wilayah kami. Berbeda dengan gang di seberang yang malah suka mengelus-elus, mengajaknya ‘bicara’, bahkan Memberi Makan!

Sampai hari Senin kemarin, Si Ipus berulah. Sejak pagi, beberapa teman di gang belakang mengeluh mengenai aroma tidak sedap. Semakin siang, aroma yang menguar semakin menjadi, sampai ke wilayah gang saya. Langsunglah Si Ipus menjadi tertuduh.

Setelah meminta bantuan dari OG, Office Girl, ditemukanlah sumber aroma tidak sedap itu. Ternyata Si Ipus memang buang hajat di kolong salah satu teman saya. Baru, deh, tuduh sana, tuduh sini, hingga omong-omong mengenai larangan memberi makan keluar.

Tapi memang dasar Si Ipus, tetap saja dia balik-balik lagi setiap pintu ruangan terbuka. Habis, dia merasa ‘dipelihara’, sih, sama beberapa orang dalam ruangan yang memang pecinta kucing.

Entah sampai kapan Si Ipus merasa ruangan kami sebagai rumahnya, yang pasti selama dia nggak mengganggu teritori saya, saya nggak keberatan dia mondar-mandir di ruangan. Berbeda dengan seorang teman yang berkomentar, “Ini kantor, kok, jadi kayak rumah sendiri, pelihara kucing…”

Kekekeeee….

One thought on “Balada Si Ipus

Leave a comment